RSS
Facebook
Twitter

Rabu, 12 November 2014



Sebelum mengulas tentang alasan mengapa ajaran Catur Marga Yoga dikatakan berdimensi politik, alangkah baiknya kita memahami tentang ajaran Catur Marga Yoga terlebih dahulu. Berikut penjelasan tentang ajaran Catur Marga Yoga :
1.      Pengertian ajaran Catur Marga Yoga
Catur Marga Yoga ialah empat jalan atau cara mengamalkan agama Hindu (Veda) dalam kehidupan dan dalam bermasyarakat. Oleh karena keadaan dan kemampuan lahir-batin umat Hindu tidak semua sama maka Veda mengajarkan Catur Marga (empat jalan) agar semua umat dapat beragama sesuai kemampuannya sehingga dapat mencapai bersatunya atman dengan paraatman.
2.        Bagian-bagian ajaran Catur Marga Yoga
a.       Bhakti Marga Yoga (sembahyang)
yaitu mengamalkan agama dengan melaksanakan bhakti/sembahyang, cinta kasih terhadap sesama ciptaan Tuhan, baik sesama manusia maupun dengan makhluk lain yang lebih rendah dari manusia yang disertai sarana bhakti. Jadi apabila orang telah bersembahyang dan hidup kasih sayang terhadap sesama makhluk itu berarti telah mengamalkan ajaran Veda melalui jalan bhakti.
b.      Karma Marga Yoga (berperilaku)
yaitu jalan atau usaha untuk mencapai Jagadhita dan Moksa dengan melakukan perbuatan baik (Subha Karma), serta melakukan kewajiban demi untuk mengabdi, berbuat amal kebajikan untuk kesejahteraan umat manusia dan sesama makhluk.
c.         Jnana Marga Yoga (ilmu pengetahuan)
yaitu jalan menuju Yang Maha Kuasa dengan menggunakan sarana belajar, yang nantinya dapat diaplikasikan bagi kesejahteraan umat manusia dan kelestarian alam ini.
d.      Raja Marga Yoga (meditasi)
yaitu pengendalian panca indria untuk mencapai tujuan terakhir dari samadhi sebagai salah satu jalan atau cara umat Hindu untuk mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa,
Setelah memahami tentang pengertian dan pembagian Catur Marga Yoga diatas mari kita ulas alasan mengapa ajaran catur marga yoga dikatakan berdimensi sosial politik. Alasan mengapa ajaran Catur Marga Yoga dikatakan berdimensi sosial politik dapat kita lihat dari pembagian Catur Marga Yoga tersebut. Keempat ajaran ini menjelaskan tentang jalan kebenaran yang dapat di tempuh oleh manusia untuk mencapai kebahagiaan yang abadi. Jika dilihat dari dimensi sosial politik, keempat jalan ini dapat digunakan oleh manusia yang terjun dalam dunia politik sebagai jalan untuk menjadi seorang politikus yang baik yang kesehariannya bergelut dalam dunia politik yang penuh dengan pertimbangan-pertimbangan yang matang didalam memimpin dan mengambil keputusan.
a.       Bhakti Marga Yoga,
Seorang yang terjun dalam dunia politik tidak boleh lupa dengan adanya kekuatan Tuhan Yang Maha Esa, mereka dapat menggunakan jalan ini didalam mengambil keputusan-keputusan yang sulit. Segala sesuatu pasti akan dapat diselesaikan dengan bantuan Beliau.
b.      Karma Marga Yoga,
Berpolitik dengan jalan berbuat baik tidak menyimpang dari tugas dan kewajibannnya, sangat wajib dilakukan oleh setiap orang yang terjun dalam dunia politik karena tugas-tugas yang diembannya akan dapat terselesaikan dengan baik.
c.       Jnana Marga Yoga,
Seseorang yang tgerjun kedunia politik tanpa di bekali dengan ilmu pengetahuan tidak akan bisa mengambil keputusan-keputusan danpertimbangan-pertimbangan politik yang baik. Dengan jalan ilmu pengetahuan, mereka akan mampu menjadi seorang politikus yang baik karena mampu mengambil keputusan yang tepat.
d.      Raja Marga Yoga,
Dengan berbagai macam tugas yang harus diemban dalam politik seorang politikus memerlukan ketenangan, untuk itu jalan Raja Marga Yoga menjadi pilihan yang sangat tepat.

Rabu, 15 Oktober 2014

Kitab Bhagawad Gita

INTISARI BHAGAWAD GITA   

 

BHAGAWADGITA sejatinya merupakan dialog antara jiwa(diri pribadi) dengan Brahman(Tuhan) yang ada dalam diri kita sendiri. Kegalauan Arjuna mewakili kegalauan diri kita sendiri tentang tugas dan kewajiban. Ketika kita bimbang, ragu kemanakah kita harus bertanya?? Arjuna bertanya kepada Krisna, namun setiap orang memiliki Krisna dalam dirinya yaitu percikan Brahman dalam diri yang disebut Atman. Sosok Krisna bukanlah Tuhan, Dia adalah WAKIL TUHAN dalam menyampaikan ajaran Ketuhanan. Ketika WEDA menjadi semakin BIAS dengan pemujaan dewa-dewa, maka diturunkanlah Bhagawadgitha sebagai Pancama Weda yang mengupas tentang Ketuhanan. 

 

I.        DEWA BUKAN MANIFESTASI TUHAN 
VII.24
Orang yang picik pengertian beranggapan 
Aku yang tak berbentuk seperti termanifestasikan 
Tidak mengetahui sifatKu yang kekal abadi 
Tidak berubah-ubah, Yang Maha Tertinggi
VII.25 
Terselubungi oleh kekuatan cipta mayaKu
Aku tidak kelihatan bagi semua
Dunia yang kacau ini tidak mengetahui  Aku
Yang tidak terlahirkan dan tidak pernah sirna 

Dari kedua sloka Bhagawadgita tersebut dijelaskan bahwa Brahman Yang Esa tidak termanifestasikan.Anggapan masyarakat selama ini bahwa Tuhan termanifestasikan dalam Dewa, Bhatara, Leluhur. Padahal dalam weda sudah jelas sekali disebutkan bahwa dewa adalah CIPTAAN Tuhan yang memiliki tugas masing-masing.Ibarat Presiden yang membagi pekerjaan kepada menteri-menteri nya. JIka kita menyembah Tuhan dalam manifestasinya, maka kita sama saja menyembah semua ciptaanNya, alam semesta ini adalah manifestasiNya.  Menyembah sesama ciptaan Tuhan ibarat JERUK makan JERUK. Kita selalu lupa bahwa dalam diri manusia terdapat Atman sebagai percikan terkecil dr Brahman.

IX. 25
Yang memuja dewata pergi ke dewata
Kepada leluhur perginya yang memuja leluhur mereka
Dan kepada roh alam perginya yang memuja roh alam
Tetapi mereka yang memuja Aku, datang kepadaKu
IX. 23
Pun mereka yang memuja paradewata
Yang berbakti dengan penuh kepercayaan
Sesungguhnya juga memujaKu
Walau sebenarnya tidak menurut hukum2 ajaran
VII. 20
Tetapi mereka yang dikendalikan nafsu duniawi
Pergi  ke tempat pemujaan para dewata
Mempersembahkan aneka warna upacara
Menurut cara2 mereka sendiri
VII.23
Akan tetapi hasil yang didapat mereka
Orang2 yang berpikiran picik adalah sementara
Yang menyembah dewata pergi kepemujaan dewa2
Tetapi para penganutKu datang kepada Ku
IX.21
Setelah menikmati surga luas
Mereka kembali ke dunia manusia
Dikala nilai kebajikan terhabisi
Sesuai ajaran dalam ketiga kitab suci
Demi mencapai kenikmatan mereka datang dan pergi

Karena dewa, bethara dan leluhur memiliki wujud masing-masing sebagai ciptaan Tuhan, maka apabila kita memuja mereka dan memusatkan pikiran kepada mereka maka setelah kita meninggal  maka setinggi2nya kita akan sampai pada alam mereka. Karena banyak orang Bali memuja bethara maka setelah meninggal mereka NGAYAH di pura dalem.  Seseorang yang memuja dewa maka setinggi – tingginya akan sampai dan tinggal di surga sesuai nilai kebajikannya. Setelah itu mereka akan mengalami reinkarnasi kembali. Belumlah terbebas dari lingkaran kelahiran dan kematian (samsara).Walaupun seseorang memuja dewa dengan maksud memuja Tuhan tetaplah tidak sesuai dengan hukum ajaran Ketuhanan.Hasil yang mereka peroleh adalah bersifat sementara dan bersifat kesenangan duniawi.

II.      BRAHMAN / IDA SANG HYANG WIDHI 
XIII.12
Hendak Kuuraikan apa yg harus diketahui
Dan mengetahuiNya, hidup abadi akan tercapai
Dialah yang disebut Brahman, Yang Maha Esa
Tiada permulaan, Yang ada dan Yang Tiada
X.12
Engkau adalah Brahman, Yang Maha Tinggi
Tahta tertinggi, pensuci tertinggi, manusia suci
Kekal abadi, dewata pertama dari semua dewata
Tak terlahirkan, Maha Kuasa meliputi segala
X.2
Baik para dewata maupun rsi agung
Tidak mengenal asal mula Ku
Sebab dalam segala hal Aku
Adalah sumber para dewata dan rsi agung

Sloka-sloka Bhagawadgita menjelaskan bahwa BRAHMAN adalah Yang MAha Tinggi, Yang Maha Kuasa, sumber para dewata dan rsi agung, meliputi segala sesuatu, Yang  Ada dan Yang Tiada. Brahman adalah sumber segalanya, Dia menciptakan alam semesta beserta dan para pemainnya (manusia, jin, dewa,iblis) serta scenario kehidupan yang  telah tertulis dari awal penciptaan sampai dengan pralaya.

VIII.16
Dari tempat Brahman kebawah selanjutnya
Semua mengalami kelahiran kembali
Tetapi setelah mencapai Aku
Tidak akan kembali ke-kelahiran lagi
VIII.13
Dia yang mengucapkan aksara tunggal AUM
Yaitu Brahman, dan mengenangkan Aku
Sewaktu ajal telah memanggil kembali
Meninggalkan jasmani, pergi ketujuan tertinggi
VIII.5
Barangsiapa pada waktu ajal tiba
Berpulang, meninggalkan badan jasmani ini
Dengan mengenang Aku selalu, datang kepada Ku
Ini tidak dapat diragu-ragukan lagi
XV. 6
Matahari tidak menyinari dia
Rembulan dan apipun juga tiada
Itulah tempatKu yang tertinggi dimana
Bila mereka sampai takkan kembali lagi

Alam Brahman merupakan tujuan tertinggi dimana mereka yang sampai tidak akan terkena hukum reinkarnasi (tidak mengalami kelahiran kembali). Pada saat Jiwa Pribadi (JP) mampu memasuki alam Brahman, akan barulah tercipta Atman Brahman Aikyam yaitu ketikan Atman telah sama sifatnya dengan Brahman, Roh telah sampai kepada Sang Maha Roh. Manusia sebagai ciptaan ditugaskan untuk mengembalikan Roh (Atman) kepada Sang Maha Roh (Brahman).Sebelumnya dalam Ringkasan Weda telah dijelaskan bahwa manusia terdiri dari dua unsur : Jiwa Pribadi (jiwatma) dan Atman.

IX. 34
Pusatkan pikiranmu padaKu, berbakti padaKu
Bersujud padaKu, sembahlah Aku
Dan setelah kau mendisiplinkan jiwamu
Aku jadi tujuanmu tertinggi, kau akan tiba padaKu
IX. 22
Tetapi mereka yang hanya memuja Ku sendiri
Merenungkan Aku selalu, kepada mereka
Ku bawakan segala apa yang mereka tidak punya
Kulindungi segala apa yang mereka miliki

Dalam hal pemujaan kepada Brahman maka kita disuruh untuk memusatkan pikiran, merenungkan, memuja, HANYA KEPADA BRAHMAN. Tidak dibenarkan untuk menduakan Tuhan dengan memuja mahluk-mahluk ciptaanNya seperti : dewa, bethara dan leluhur. Kepada mereka kita cukup MENDOAKAN dengan GAYATRI MANTRAM agar mereka diberi kesempurnaan.

III.    WUJUD BRAHMAN sebagai BRAHMAN YANG ESA dan BRAHMAN DALAM DIRI 
XIII.15
Ada diluar dan didalam semua insani
Tiada bergerak tetapi bergerak senantiasa
Terlalu amat halus untuk diketahui
Jauh nian, namun juga dekat sekali
XIII.16
Tidak dapat dibagi-bagi
Namun terbagi diantara insani
Diketahui sebagai pemelihara mahluk semua
Memusnahkan dan menciptakan mereka

Dalam Bhagawadgita disebutkan bahwa Brahman ada di luar diri (Brahman Yang Esa) dan Brahman ada di dalamdiri (Brahman dalam diri).Beliau jauh nian (Brahman Yang Esa) namun juga dekat sekali (Brahman dalam diri).  Beliau tidak dapat dibagi-bagi (Brahman Yang Esa) namun terbagi diantara insani ( Brahman dalam diri). Jadi BRAHMAN memiliki dua wujud yaitu Tuhan yang Tak Termanifestasikan (Tuhan Yang Esa/Nirguna Brahman) dan Tuhan yang Termanifestasikan (Tuhan dalam diri/Saguna Brahman).Brahman dengan kemahakuasaannya telah memecah dirinya menjadi percikan2 kecil namun yang awal tetap sempurna.

IV. PERWUJUDAN BRAHMAN YANG ESA 
IX.4
Alam semesta ini diliputi olehKu
Dengan wujudKu yang tak nyata
Semua mahluk ada padaKu
Tetapi Aku tidak berada pada mereka
IX.5
Namun mahluk tidak berdiam dalamKu
Ketahuilah keagungan yoga suciKu
Aku menjadi sumber dan pendukung mereka
Tetapi Aku tidak berdiam dalam mereka
X.39
Dan selanjutnya apapun oh Arjuna 
Benih segala mahluk ini adalah AKU
Tidak ada sesuatupun bisa ada, Bergerak atau tidak bergerak
tanpa AKU
IX.10
Alam semesta ini dibawah pengawasanKu
Memberi kelahiran kepada segala sesuatu
Yang bergerak dan yang tidak bergerak
Oh Kutiputra, dengan ini dunia berputar
X.42
Tapi apakah gunanya bagimu, Arjuna
Pengetahuan yang sekecil-kecilnya ini ?
Kupelihara dan kuliputi jagat ini
Hanya dengan sekelumit kecilKu yang ada

Sloka Bhagawadgita diatas menjelaskan bahwa Brahman Yang Esa tidak berada di dalam ciptaannya.Dan mahluk ciptaanNya tidak berada didalam diriNya.Dia memiliki alam tersendiri yaitu Alam Brahman. Dimana para yogi yang telah sampai tidak akan kembali karena Dia Maha Rahasia. Alam semesta diliputi oleh ilusi Brahman dengan kekuatan yoga.

IX.9
Namun perbuatan itu tidak mengikat Aku
Oh Dananjaya, sebab Aku duduk
Seolah-olah acuh tak acuh
Tidak tersangkut dengan perbuatan itu
V.14
Yang Maha Kuasa tidak menciptakan alat apa2
Juga tiada berbuat untuk dunia manusia
Dan tidak menghubungkan kerja dengan pahalanya
Ini sebenarnya adalah manifestasi alam benda
V.15
Brahman Seru Sekalian Alam tiada menerima
Baik dosa maupun kebajikan seorang manusia
Budi pekerti yang diselubungi ketidaktahuan
Lah menyebabkan mahluk tersesat di jalan

Dalam sloka diatas, disebutkan bahwa Brahman Yang Esa seolah2 “PENSIUN” melihat ciptaanNya bermain namun Beliau memiliki hak prerogative untuk merubah skenarioNya.Brahman Yang Esa tidak mengurusi dosa dan pahala manusia karena semua telah diserahkan kepada Brahman Dalam Diri (Atman).

V. PERWUJUDAN BRAHMAN DALAM DIRI
X.20
Aku adalah jiwa yang berdiam dalam hati
Segala insani, wahai Gudakesa
Aku adalah permulaan, pertengahan
Dan penghabisan dari mahluk semua

Maknanya : ketika Arjuna bertanya kepada Krisna ttg perwujudan Tuhan yang utama maka Krisna menyebutkan bahwa jiwa (Atman) yang berdiam dalam hati setiap manusia sebai perwujudan utamaNya.

XV. 15
Aku berdiam dalam hati semua
Ingatan dan ilmu pengetahuan datangnya
Dan hilangnya dari aku jua
Aku lah sebenarnya harus diketahui
Oleh semua kitab suci Weda
 Maknanya : weda yang sejati ada dalam diri kita sendiri, weda mengajarkan untuk mencari Tuhan Dalam Diri.

IX.11
Mereka yang tolol tidak menghiraukan Aku ini
Mengenakan badan jasmani manusia
Tidak mengetahui sifatKu yang lebih tinggi
Sebagai Pelindung Agung segala yang ada
 Maknanya : orang2 tidak menghiraukan Tuhan dalam dirinya sehingga  meminta perlindungan kepada bethara, leluhur padahal pelindung yang sejati ada didalam diri mereka sendiri.

XVIII.61
Tuhan yang berdiam di hati setiap insani
Menyebabkan mereka semua berputar
Beredar dengan prinsip kekuatan maya Nya
Seolah olah berada diatas mesin belaka
Maknanya : manusia ibaratnya wayang. manusia bisa hidup karena ada Tuhan dalam dirinya. Tuhan adalah sumber kehidupan.Tidak ada sesuatupun yang bisa bergerak tanpa ada Aku.

XIII.22
Purusha Yang Maha Agung
Dalam badan disebut Saksi
Pengawas, Pendukung, yang mengalami
Penguasa tertinggi, jiwa yang Agung
XIII.31
Karena Jiwa Yang Agung ini kekal abadi
Tanpa permulaan, tanpa sifat-sifat
Oh Kuntiputra, walau bersemayam dibadan ini
Dia tidak berbuat dan tidak terkena akibat
Maknanya : Brahman dalam diri manusia berfungsi sebagai saksi atas segala perbuatan kita, mengawasi, mengabulkan segala doa. Dia bersifat NETRAL…tidak berbuat dan tidak terkena hukum sebab akibat.

XIII.17
Dia adalah cahaya dari semua cahaya
Dikatakan diatas kegelapan,ilmu pengetahuan
Yang harus diketahui dan tujuan ilmu pengetahuan
Dia berada didalam hati sanubari semua
X.11
Dengan kasih sayang kepada mereka
Aku yang ada didalam jiwa mereka
Hancurkan kegelapan karena kedunguan
Dengan sinar cahaya ilmu pengetahuan
Maknanya : Brahman dalam diri manusia adalah cahaya ilmu pengetahuan, tujuan ilmu pengetahuan tertinggi yang dapat menghancurkan kegelapan karena AWIDYA dengan cahaya ilmu pengetahuan.

VI.    BRAHMAN MANA YANG DISEMBAH 
BG XII.5
Kesukaran pada orang yang pikirannya
Terpusat pada Yang Tak Termanifestasikan
Lebih besar, sebab Yang tak-termanifestasikan
Sukar dicapai orang yang dikuasai jasmaninya
Brahman sudah tau kemampuan ciptaannya susah memusatkan pikiran ke yang tak termanifestasikan makanya disuruh memusatkan pikiran ke Brahman dalam diri saja. Sejauh mana kamu mengenal dirimu maka sejauh itulah kamu mengenal Tuhanmu.Hal ini sudah disimbolkan dalam tiga aksara suci yaitu  Ang Ung Mang. Ang sebagai symbol atma (jiwa pribadi) Ung sebagai symbol jiwatma (brahman dalam diri) dan Mang sebagai symbol Paramatma (Brahman yang  Esa). Ang harus ketemu dengan Ung dulu baru bias bertemu dengan Mang sehingga terciptalah AUM atau OM.Pada umumnya orang keliru dalam memknai sloka ini. Kata lebih mudah termanisfestasikan diwujudkan dalam memuja patung, arca padahal maksud sloka ini adalah lebih mudah menyembah  tuhan yang  termanifestasikan dalam diri.
V.15
Brahman Seru Sekalian Alam tiada menerima
Baik dosa maupun kebajikan seorang manusia
Budi pekerti yang diselubungi ketidaktahuan
Lah menyebabkan mahluk tersesat di jalan
Maknanya : Brahman Yang Esa tidak menerima segala persembahan, dosa dan pahala manusia.
V.29
Setelah mengetahui Aku sebagai penerima
Persembahan bakti dan tapa meditasi
Sebagai Seru Sekalian Alam, pencinta mahluk semua
Ia mencapai kedamaian abadi
Maknanya : Brahman dalam dirilah yang menerima segala persembahan, doa dan meditasi kita

VII.      CARA MELAKUKAN PERSEMBAHAN 
IV.11
Jalan manapun ditempuh manusia
Kearah-Ku semuanya Ku-terima
Dari mana-mana semua mereka
Menuju jalan-Ku
Maknanya : manusia bisa mencari Tuhan dengan melalui agama apapun.
IX.26
Siapa yang sujud kepadaKu dengan persembahan
Setangkai daun, sekuntum bunga, sebiji buah2an
Atau seteguk air, Aku terima sebagai bakti
Persembahan dari orang yang berhati suci
Maknanya : apapun yang kita persembahkan harus didasari oleh hati yang suci dan ditujukan kepada Aku (Brahman)
X.25
Aku ini meditasi hening diantara cara memuja
Aku ini OM diantara ucapan suci
X.35
Diantara syair suci Aku adalah Gayatri
Maknanya : Jika ingin memuja Aku (Brahman) maka pakailah Gayatri. Gayatri adalah ibunya weda.
IV.28
Ada yang mempersembahkan harta, ada tapa
Ada yoga, dan yang lain pula
Pikiran terpusat dan sumpah berat
Mempersembahkan ilmu dan pendidikan budi
Maknanya : Bhagawadgita bersifat sangat fleksibel terhadap persembahan umat kepada Brahman. Dalam hal ini terdapat lima cara berbakti kepada Brahman yaitu : (1) benda materi/sesaji (2) tapa/pengekangan diri  (3) ilmu pengetahuan (4) yoga. Namun sebagai umat hindu kita diharapkan berpikir cerdas. Dari sekian jalan yang disediakan…jalan manakah yang lebih utama ??
IV.33
Persembahan berupa ilmu pengetahuan
Lebih bermutu daripada persembahan materi
Dalam keseluruhan kerja ini
Bersumber pada ilmu pengetahuan
Maknanya :Persembahan ilmu pengetahuan lebih tinggi nilainya daripada persembahan materi terutama ilmu pengetahuan ttg KETUHANAN.Memang tradisi sekarang masih banyak terfokus kepada persembahan materi berupa banten.Namun persembahan materi ini tidak sesuai jika dipersembahkan untuk ghaib.Ghaib sudah tidak memakai badan kasar jadi tidak butuh makan minum. Yang mereka butuhkan adalah doa dari keturunannya. 
IV.36
Walau seandainya engkau paling berdosa
Diantara manusia yang memikul dosa
Dengan perahu ilmu pengetahuan ini
Lautan dosa akan engkau sebrangi
IV. 37
Bagaikan api menyala
Membakar kayu api menjadi abu
Api ilmu pengetahuan demikian pula
Membakar segala karma menjadi abu
Maknanya : Begitu hebatnya ilmu pengetahun ini sehingga dapat menghapuskan segala dosa seperti api membakar kayu api menjadi abu. Dimanakah ilmu pengetahuan itu berada ?
IV. 38
Tidak ada sesuatu di dunia ini
Dapat menyamai kesucian ilmu pengetahuan
Mereka yang disempurnakan dalam yogi
Menemuinya sendiri dalam jiwanya pada waktunya
Maknanya : ilmu pengetahuan sejati ini berada dalam diri kita sendiri. Ilmu pengetahuan ini terdapat pada Jiwa Agung yang ada dalm setiap insan. Ilmu pengetahuan apakah yang dimaksud ?
V.16
Tetapi mereka yang ketidaktahuannya
Dilenyapkan oleh pengetahuan tentang ATMAN
Pengetahuan itu bercahaya bagaikan matahari
Memperlihatkan Yang Maha Tinggi
X.32
Diantara segala ilmu pengetahuan Aku adalah falsafah ATMAN
lmu pengetahuan apakah yang dimaksud ini? Ilmu pengetahuan yang dimaksud adalah ilmu pengetahuan tentang ATMAN (Tuhan dalam diri).Begitu dahsyat nya ilmu pengetahuan ttg Atman ini sehingga jika manusia mampu menemukan ilmu pengetahuan yg terdapat dalam jiwanya itu maka segala dosa aka terhapuskan. Seperti api yang membakar kayu menjadi abu begitu juga api ilmu pengetahuan membakar karma menjadi abu. Carilah ilmu pengetahuan ini dalam diri sendiri.Orang yang mencari Tuhan dalam dirinya dalam Bhagawadgita disebut sebagai seorang YOGI.
VI. 46
Seorang  YOGI lebih besar dari pertapa
Ia lebih mulia daripada sarjana
Lebih utama dari yang melakukan upacara
Karenanya, menjadilah YOGI, oh arjuna
VIII.28
Pahala kebajikan tersirat dalam kitab suci weda
Bakti persembahan, tapabrata, sedekah sumbangan
Semuanya itu dilampaui oleh YOGI yang mengetahui
Segala sesuatu ini dan mencapai tempat utama tertinggi
Disebutkan bagaimana keutamaan seorang YOGI lebih mulia dari pada seorang pertapa, sarjana dan lebih utama daripada orang yang melakukan upacara (yadnya). Apabila seorang Yogi telah mengenal Tuhan dalam dirinya maka hal itu melampaui segala sesuatu yang terdapat dalam kitab suci. Siapakah yang disebut dengan YOGI ?
VI.8           
Yang jiwanya penuh ilmu dan budi pekerti
Teguh iman, panca indria dikuasai
Memandang segumpal tanah, batu dan emas sama
Maka ia-lah disebut seorang yogi
V.23
Dia yang kuasa menahan nafsu birahi
Dan amarah murkanya di dunia ini
Sebelum meninggalkan jasad raganya
Dialah Yogi, dialah orang yang bahagia
VI. 18
Bila pikirannya yang telah terkendalikan
Terpaku hanya kepada ATMAN
Bebas dari nafsu dan segala keinginan
Maka ia dikatakan berhasil dalam yoga
VI. 19
Bagaikan nyala pelita tak tergoyahkan
Ditempat tak berangin, demikian yogi
Dengan pikirannya yang dikendalikan
Melaksanakan konsentrasi jiwa pada ATMAN
XVIII.51
Diperlengkapi dengan pengertian suci
Teguh mengendalikan jiwa, menghindari suara
Dan objek pancaindria, lain2 serta
Menjauhi segala yang dicintai dan dibenci
XVIII.52
Berdiam di tempat suci, makan hanya sekedarnya
Perkataan, badan jasmani dan pikiran terawasi
Selalu bermeditasi dan berkonsentrasi
Serta bernaung dibawah kedamaian hati
XVIII.53
Membuang jauh-jauh egoisme, kekerasan
Keangkuhan, nafsu, amarah dan harta kekayaan
Suka bersosial dan memiliki ketenangan pikiran
Ialah yang patut menjadi satu dengan Brahman
XIII.8
Tak hirau akan keduniawian
Menjauhkan keakuan dan bayangan
Atas keburukan kelahiran kematian
Usia tua sakit dan kesengsaraan
XIII.9
Tanpa ketergantungan, bebas dari
Ikatan anak istri, rumah tangga
Dan sebagainya, selalu netral menghadapi
Peristiwa yang diinginkan atau tak diinginkan
XIII.28
Dikala ia melihat Yang Maha Kuasa
Bersemayam merata dimana-mana
Ia tidak menyakiti Jiwa dengan jiwa
Dan ia pun mencapai tujuan utama
VI. 5
Biarlah ia mengangkat jiwanya dengan Jiwa
Janganlah jiwanya menjerumuskan dirinya
Sebab hanya Jiwa adalah teman jiwanya
Dan hanya jiwa adalah musuh Jiwanya
VI.6
Jiwa menjadi teman jiwa orang yang bisa
Menguasai jiwanya dengan Jiwa
Tetapi bagi yang jiwanya tidak ditaklukan Jiwa
Seperti musuh, menjadi lawan
Seorang YOGI adalah orang yang jiwanya penuh ilmu dan budi pekerti, teguh melaksanakan tapa brata yoga semadhi mengendalikan pikiran dan panca indrianya, menguasai segala nafsu dalam dirinya, pikiran terpaku kepada Atman. Tidak silau akan keduniawian, bebas dari keterikatan dan selalu netral menghadapi segala peristiwa dan senantiasa bernaung dibawah kedamaian hati serta memiliki ketenangan pikiran.
VI. 47
Dan juga diantara semua yogi
Dengan penuh kepercayaan menyembah Aku
Dengan inti jiwa bersatu pada Ku
Ia adalah yogi terbaik bagi-Ku
XIII.23
Dia yang mengetahui purusha dan prakerti
Bersama sama segala sifatnya
Walaupun bagaimana cara hidupnya
Ia tiada lagi kembali menjelma
XVIII.54
Setelah menjadisatu dengan Brahman
Jiwanya tentram, tiada duka tiada nafsu birahi
Memandang semua mahluk insani sama
Ia mencapai pengabdian kepadaku yang tertinggi
II.51
Orang yang jiwanya bersatu dengan Yang maha Tahu
Tiada lagi mengharapkan pahala dari kerjanya
Membebaskan dirinya dari ikatan kelahiran
Mencapai tempat dimana duka nestapa tiada
V.20
Dia yang tidak bergirang menerima suka
Dan juga tidak bersedih menerima duka
Tetap tinggal tenang dan berteguh iman
Mengetahui Brahman bersatu dengan Brahman
XVIII.55
Dengan jalan mengabdi ia mengetahui Aku
Betapa agung dan siapa Aku sebenarnya
Dan setelah mengetahui Aku yang sesungguhnya
Ia kemudian masuk kedalam-Ku
Yogi yang terbaik adalah yogi yang  telah mampu bersatu dengan Brahman dalam dirinya (Aham Brahman Asmi) untuk selanjutnya terus mengabdi melakukan Iswara Prani Dhana (penyerahan diri secara total)  sebagai PELAYAN TUHAN dan apabila dikehendaki dapat mencapai Moksa (Brahman Atman Aikyam) memasuki alam Brahman dan tidak terkena hukum reinkarnasi.
II.45
Weda menguraikan tentang triguna
Bebaskan dirimu daripadanya dan dualitas
Pusatkan pikiran pada kesucian
Lepaskan dirimu dari duniawi
Bersatu dengan Atman
Maknanya : untuk bisa bersatu dengan atman (tuhan dalam diri) maka kita harus melepaskan keterikatan pikiran dari duniawi dan dualitas sehingga pikiran menjadi NETRAL.
XIII.23
Dia yang mengetahui purusha dan prakerti
Bersama sama segala sifatnya
Walaupun bagaimana cara hidupnya
Ia tiada lagi kembali menjelma
VIII.16
Dari tempat Brahman kebawah selanjutnya
Semua mengalami kelahiran kembali
Tetapi setelah mencapai Aku
Tidak akan kembali ke-kelahiran lagi
Maknanya :Seorang yogi apabila dikehendaki untuk mencapai Brahman Yang Esa tidak akan menjelma kembali dan tidak terkena hukum reinkarnasi.Namun hal ini sangat sulit karena selain diperlukan usaha yang keras juga tidak terlepas dari faktor KEHENDAK.

Dari apa yang telah diterangkan oleh Kitab Bhagawad Gita di atas. Semoga kita bisa menerapkan isi kitab Bhagawad Gita ini karena banyak sekali manfaatnya.

Kedudukan Kitab Suci Veda

Veda, Kitab Suci, Sumber Ajaran Agama Hindu

Satu-satunya pemikiran yang secara tradisional yang kita miliki adalah yang mengatakan bahwa Veda adalah kitab suci agama Hindu. Sebagai kitab suci agama Hindu, maka ajaran Veda diyakini dan dipedomani oleh umat Hindu sebagai satu-satunya sumber bimbingan dan informasi yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari ataupun untuk waktu-waktu tertentu. Diyakini sebagai kitab suci karena sifat isinya dan yang menurunkan (mewahyukan) adalah Tuhan Yang Maha Esa yang disebut apauruseya. Apapun yang diturunkan sebagai ajarannya kepada umat manusia adalah ajaran suci terlebih lagi bahwa isinya itu memberikan petunjuk-petunjuk atau ajaran untuk hidup suci.


Sebagai kitab suci, Veda adalah sumber ajaran agama Hindu sebab dari Veda-lah mengalir ajaran yang merupakan kebenaran agama Hindu. Ajaran Veda dikutip kembali dan memberikan vitalitas terhadap kitab-kitab susastra Hindu pada masa berikutnya. Dari kitab Veda-(Sruti) mengalirlah ajarannya dan dikembangkan dalam kitab-kitab Smrti, Itihasa, Purana, Tantra, Darsana dan Tatwa-tatwa yang kita warisi di Indonesia.

Svami Sivananda, seorang yogi besar di abad modern ini menyatakan Veda adalah kitab tertua dari perpustakaan umat manusia. Kebenaran yang terkandung dalam semua agama berasal dari Veda dan akhirnya kembali kepada Veda. Veda adalah sumber ajaran agama, sumber tertinggi dari semua sastra agama, berasal dari Tuhan Yang Maha Esa, Veda diwahyukan pada permulaan adanya pengertian waktu.

Veda mengandung ajaran yang memberikan keselamatan di dunia ini dan di akhirat nanti. Veda menuntun tindakan umat manusia sejak lahir sampai nafasnya yang terkahir. Ajaran Veda tidak terbatas hanya sebagai tuntunan hidup individual, tetapi juga dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bagaimana hendaknya seseorang atau masyarakat bersikap dan bertindak, tugas-tugas individu dan tugas-tugas umum sebagai anggota masyarakat, demikian pula bagaimana seorang rohaniawan bertingkah laku, tugas dan kewajiban kepada negara atau pemerintah dalam mengemban tugasnya. Segala tuntunan hidup ditunjukkan kepada kita oleh ajaran Veda yang terhimpun dalam kitab-kitab Samhita, Brahmana, Aranyaka dan Upanisad, maupun yang dijelaskan kembali dalam kitab-kitab susastra Veda atau susastra Hindu lainnya.

Veda, Wahyu Tuhan Yang Maha Esa
Seperti halnya setiap ajaran agama memberikan tuntunan untuk kesejahteraan dan kebahagiaan umat manusia lahir dan bathin dan diyakini pula bahwa ajaran agama itu bersumber pada kitab suci, demikian pula umat Hindu yakin bahwa kitab sucinya itu merupakan wahyu atau sabda Tuhan Yang Maha Esa yang disebut Sruti yang artinya yang didengar (revealed teachings). Veda sebagai himpunan sabda atau wahyu berasal dari; Apauruseya (yang artinya bukan dari Purusa atau manusia), sebab para rsi penerima wahyu berfungsi hanya sebagai instrument (sarana) dari Tuhan Yang Maha Esa untuk menyampaikan ajaran suci-Nya.

Hal diatas adalah berasal dari 1 halaman saja dari 712 halaman buku  Veda Sabda Suci Pedoman Praktis Kehidupan karya I Made Titib. Konsep Ketuhanan Agama Hindu berharap umat Hindu membaca buku ini, sebab banyak sekali hal yang musti diketahui umat Hindu di jaman modern ini, walaupun dalam keseharian umat Hindu telah menjalankannya, mempraktekkannya namum perlu didasari oleh pengetahuan agar tercapai tujuan dengan benar dan tepat. Seperti dalam kitab Nirukta sebagai berikut :




Seseorang yang mengucapkan mantram (Veda) dan tidak memahami makna yang terkandung dalam mantram (Veda) itu, tidak pernah memperoleh penerangan seperti halnya sebatang kayu bakar, walaupun disiram dengan minyak tanah, tidak akan terbakar bila tidak disulut dengan api. Demikian orang yang hanya mengucapkan (membaca) mantram (Veda) tidak mendapatkan cahaya pengetahuan yang sejati. Nirukta. I.18.